Matthew's Blogs

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Uang

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

2. 2. Harga

Dalam pertukaran atau pengukuran nilai suatu produk dalam pasar biasanya menggunakan uang. Jumlah uang tersebut biasanya menunjukan harga suatu produk atau jika seseorang ingin membeli sesuatu barang dan jasa, maka orang tersebut akan mengeluarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang atau jasa tersebut.

Pengertian harga menurut Djaslim Saladin (2003:95) mengemukakan bahwa “harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa atau dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”. Sedangkan pengertian harga menurut Wiliam J

Stanton (1993:13) adalah “jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Dan menurut Basu Swastha (1998:97) bahwa pengertian harga adalah “ jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Dharmmesta dan Irwan, 1990).

Menurut Thomson (2001) harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Harga khususnya merupakan pertukaran uang bagi barang atau jasa. Para konsumen untuk mendapatkan suatu "harga yang pantas". "Harga yang pantas sesungguhnya berarti nilai yang dipersepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan".

Dari beberapa pengertian harga di atas, maka harga dapat diartikan sebagai nilai pertukaran yang ditetapkan oleh penjual dan pembeli untuk memperoleh suatu produk.

Konsumen sangat sensitif terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai satu-satunya pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak.

2. 3. Kebiasaan

Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Dedy Budiman (2008) mengatakatan bahwa kebiasaan adalah faktor yang mempunyai peranan yang kuat dalam hidup kita. Sesuatu yang kita lakukan secara sering dan berulang secara tidak disadari, maka menjadi kebiasaan dan mengekspresikan karakter kita lalu menghasilkan efektivitas ataupun ketidakefektivan kita.

Arlef (2008) mendefinisikan kebiasaan sebagai tingkah laku yang dijalankan secara konsisten dan berulang-ulang.

2. 4. Gaya Hidup

Gaya hidup yaitu pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, disamping itu juga dapat mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang, misalnya kepribadian.

A. B. Susanto (Jakarta Consulting Grup, 2006) mendefinisikan gaya hidup perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.

Matthew's Blogs

Bab I Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

Pada bulan oktober terjadi sebuah krisis keuangan di Amerika Serikat. Krisis tersebut mengakibatkan bursa saham Wall Street terguncang hebat. Harga-harga saham tiba-tiba anjlok. Krisis tersebut langsung merembet semua sector di Amerika Serikat. Sang negara super power dilanda krisis ekonomi. Krisis tersebut langsung menjangkit ke negara-negara lain di Eropa dan Asia. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, Jepang, Cina, Korea termasuk Indonesia langsung terkena dampaknya. Indeks harga saham di negara-negara tersebut langsung merosot. Di Indonesia, IHSG merosot dengan tajam hanya dalam beberapa jam saja. Hal ini mengakibatkan BEI melakukan suspense perdagangan saham. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Nilai tukar rupiah pun kian melemah. Sampai sempat menyentuh angka dua belas ribu per dollar Amerika. Dengan naiknya dollar otomatis mengakibatkan terjadinya inflasi. Hal ini juga akan mendorong terjadinya naiknya harga-harga. Jika sampai terjadi maka daya beli masyarakat akan semakin tertekan.

Emir Moeis (Bisnis Indonesia, 2008) mengatakan bahwa warung-warung di pelosok Jakarta kini bertumbangan ke jurang kebangkrutan. Itu sebagai bukti bahwa rakyat kebanyakan sudah tak berbelanja lagi. Ini jelas memperlihatkan bahwa krisis keuangan global saat ini mempunyai pengaruh yang cukup besar. Harry (Bisnis Indonesia, 2008) mengatakan bahwa ia melihat efek domino krisis ekonomi global itu sudah mulai tergambar nyata, yaitu daya beli rakyat di dalam negeri semakin melemah. Sampai-sampai mereka tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan pokok pangan. “Kondisi itu sangat berbahaya karena bisa melahirkan gejolak sosial,” ujar Harry.

Iman Sugema (Bisnis Indonesia, 2008) memaparkan bahwa Krisis moneter 1998 disinyalir akan terulang saat ini. Bahkan, indikator krisis saat pada tahun ini jauh melampaui indikator saat krisis pada 10 tahun silam. Indikatornya adalah total hot money hingga 1998 sebesar USD14,8 miliar. Sementara total hot money dari 2002-2007 senilai USD24,5 miliar. Sementara total utang luar negeri hingga 1998, menurutnya, sebesar USD54 miliar. Saat ini total utang luar negeri USD88 miliar.

Hal-hal diatas sudah dengan cukup jelas memperlihatkan bahwa krisis saat ini sudah menekan daya beli masyarakat dan ada kemungkinan untuk terus menekan daya beli masyarakat. Mengingat mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat pasti akan ikut merasakan tekanan tersebut. Mungkin yang pertama kali merasakan adalah orang tua mereka. Dengan keadaan itu pasti akan berpengaruh kepada mereka. Apalagi jika orang tua mereka mengurangi uang saku. Pasti akan meyebabkan menurunnya daya beli dari mahasiswa tersebut. Untuk itu usulan untuk judul dari penelitian ilmiah ini ada pengaruh krisis ekonomi terhadap daya beli mahasiswa.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan uraian diatas maka perumusan masalah sebagai berikut:

Apakah krisis yg terjadi saat ini mempengaruhi daya beli dari mahasiswa?

I.3. Batasan Masalah

Atas dasar latar belakang serta rumusan masalah maka penulis membatasi masalah dalam penulisan ini. Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu pengaruh krisis pada daya beli mahasiswa. Kuesioner dibagikan pada 16 sampel/responden dengan jumlah pertanyaan adalah 4 variabel. Penyebaran kuesioner dilakukan pada minggu ketiga bulan Oktober tanggal 22 Oktober 2008.

I.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dampak atau efek krisis terhadap daya beli mahasiswa

2. Mengetahui berapa biaya rata-rata yang dikeluarkan mahasiswa

3. Mengetahui apakah terjadi perubahan dalam pola pengeluaran mahasiswa

I.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh dari krisis terhadap mahasiswa.

2. Bagi mahasiswa lain, dapat menjadi bahan referensi saat ingin melakukan penelitian.

I.6. Metodologi Metodologi Penelitian

I.6.1. Objek Penelitian

Objek penelitian penulisan ini adalah Mahasiswa Universitas Gunadarma PTA 2008/2009 kelas 3EA01.

I.6.2. Data / Variabel

Penelitian menggunakan kuesioner dengan mengambil sampel sebanyak 16 responden.

I.6.3. Metode pengumpulan data / Variabel

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan dua cara yaitu;

a. Riset Lapangan

Menggunakan metode langsung yaitu dengan cara pengumpulan data kualitatif dengan membagi kuesioner.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari landasan teori yang berhubungan dengan topik ini. Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku literature yang berhubungan dengan topik tulisan ini.